MANAJEMEN PERSEDIAAN
A. Munculnya Persediaan
Mengelola
aliran material/produk dengan tepat adalah salah satu tujuam utama dari supply
chain. Aliran yang tepat berarti tidak terlalu lambat dan tidak terlalu dini,
jumlahnya sesuai dengan kebutuhan, dan terkirim ke tempata yang memang
membutuhkan. Tentunya jumlah yang dikirim harus mencerminkan kebutuhan
masing-masing wilayah pemasaran. Kalau tidak, satu wilayah akan kekurangan
produk dan wilayah lain akan kelebihan.
Kekurangan
maupun kelebihan pasokan produk sama-sama berdampak negatif bagi kinerja supply
chain. Persediaan bisa muncul karena memang direncanakan atau merupakan akibat
dari ketidaktahuan terhadap suatu informasi. Jadi ada perusahaan yang memiliki
persediaan karena sengaja membuat produk lebih awal atau lebih banyak dari
waktu dan jumlah yang akan dikirim atau dijual pada suatu waktu tertentu, ada
juga merupakan akibat dari permintaan yang terlalu sedikit dibandingkan dengan
perkiraan awal.
Ketidakpastian
pada supply chain tidak hanya muncul dari arah permintaan tetapi juga dari arah
pasokan dan operasi internal. Ketidakpastian pengiriman dan harga bahan baku
menyebabkan pabrik menimbun persediaan bahan baku. Ketidakpastian pengiriman
dari pabrik menyebabkan distributor harus menyimpan persediaan cadangan (safety
stock). Ketidakpastian proses internal seperti mesin yang kurang handal dan
kecepatan mesin yang bervariasi memaksa pabrik untuk memiliki cadangan barang
setengah jadi (WIP). Selain ketidakpastian, perbedaan lokasi, yang membuat
munculnya lead time pengiriman, juga merupakan sumber dari persediaan. Semakin
lama waktu yang dibutuhkan untuk mengirim semakin banyak persediaan cadangan
yang dibutuhkan.
B. Alat Ukur Persediaan
Perusahaan perlu menggunakan ukuran-ukuran untuk melihat
kinerja persediaan. Beberapa ukuran yang bisa digunakan untuk memonitor kinerja
persediaan adalah:
- Tingkat
perputaran persediaan (inventory turnover rate)
- Inventory
days of supply
- Fill
rate
1.
Inventory Turnover Rate
Untuk
melihat seberapa cepat produk atau barang mengalir relatif terhadap jumlah yang
rata-rata tersimpan sebagai persediaan. Nilainya bisa diukur untuk tiap
individu produk atau secara mewakili satu kelompok atau keseluruhan produk.
Tingkat perputaran biasanya diukur selama setahun.
Misalkan
sebuah perusahaan menjual 150 jenis produk. Nilai persediaan yang dimiliki
rata-rata Rp. 3 milyar. Nilai penjualan dalam setahun untuk keseluruhan produk
adalah 40 milyar dimana 25%nya merupakan margin. Berarti nilai persediaan yang
terjual dalam setahun adalah 30 milyar sehingga tingkat perputarannya 10 kali
dalam setahun. Semakin besar nilainya semakin bagus.
2.
Inventory Days Of Supply
Didefinisikan
sebagai rata-rata jumlah hari suatu perusahaan bisa beroperasi dengan jumlah
persediaan yang dimiliki. Ukuran ini sebenarnya bisa dikatakan seirama dengan
tingkat perputaran persediaan. Kalau inventory days of supply panjang maka
tingkat perputaran rendah.
Misalkan
untuk kasus diatas perusahaan beroperasi selama 300 hari dalam setahun. Berarti
nilai persediaan yang terjual per hari adalah 30 milyar / 300 hari = 0,10
milyar. Dengan demikian maka nilai inventory days of supply dari kasus tersebut
adalah 3 milyar perhari dibagi 0,10 milyar = 30 hari. Jadi rata-rata perusahaan
memiliki persediaan untuk kebutuhan 30 hari kerja.
3.
Fill Rate
Fill
rate adalah persentase jumlah item yang tersedia ketika diminta oleh pelanggan.
Jadi fill rate 97% berarti ada kemungkinan 3% dari item yang diminta oleh
pelanggan tidak tersedia. Akibatnya pelanggan harus menunggu beberapa lama atau
pindah ke tempat lain untuk medapatkanya.
Fill
rate bisa diukur untuk tiap produk secara individual maupun keseluruhan produk.
Untuk menciptakan supply chain manajemen yang efektif, perusahaan mungkin harus
membedakan target fill rate untuk tiap pelanggan dan tiap item. Perbedaan target
fill rate ini biasanya mencerminkan nilai strategis dari tiap kelompok item
atau kelompok pelanggan tersebut.
C. Klasifikasi Persediaan
Persediaan
bisa diklasifikasikan dengan berbagai cara. Pada bagian ini kita akan melihat
persediaan dari 3 klasifikasi:
- Berdasarkan
bentuknya
- Berdasarkan
fungsinya
- Berdasarkan sifat ketergantungan
1.
Berdasarkan Bentuknya
Persediaan
bisa diklasifikasikan menjadi bahan baku (raw material), barang setengah jadi
(WIP), dan produk jadi (finished product). Klasifikasi ini biasanya hanya
berlaku pada perusahaan manufaktur. Produk jadi yang dihasilkan oleh supplier
akan menjadi bahan baku bagi sebuah pabrik perakitan. Jadi dalam konteks supply
chain mestinya produk jadi adalah produk yang sudah tidak akan mengalami proses
pengolahan lagi dan siap digunakan oleh pemakai akhir.
2.
Berdasarkan Fungsinya
Berdasarkan
fungsinya, persediaan bisa dibedakan menjadi:
- Pipeline/transit
inventory
Persediaan
ini muncul karena lead time pengiriman dari satu tempat ke tempat lain. Barang
yang tersimpan di truk sewaktu proses pengiriman adalah salah satu contohnya.
Persediaan ini akan menjadi banyak kalau jarak (dan waktu) pengiriman panjang.
Jadi persediaan jenis ini bisa dikurangi dengan mempercepat pengiriman misalnya
dengan mengubah alat atau mode transfortasi atau dengan mencari pemasok yang
lokasinya lebih dekat (tentunya dengan mempertimbangkan konsekuensi lain
seperti ongkos kirim, harga dan kualitas).
- Cycle
stock
Persediaan
akibat motif memenuhi skala ekonomi. Persediaan ini mempunyai siklus tertentu
pada saat pengiriman jumlahnya banyak, kemudian sedikit demi sedikit berkurang
akibat dipakai atau dijual sampai akhirnya habis atau hampir habis, kemudian
mulai dengan siklus baru lagi.
- Persediaan
pengaman (safety stock)
Fungsinya
adalah sebagai perlindungan terhadap ketidakpastian permintaan maupun pasokan.
Perusahaan biasanya menyimpan lebih banyak dari yang diperkirakan dibutuhkan
selama suatu periode tertentu supaya kebutuhan yang lebih banyak bisa dipenuhi
tanpa harus menunggu. Besar kecilnya persediaan pengaman terkait dengan biaya
persediaan dan service level.
- Anticipation
stock
Adalah
persediaan yang dibutuhkan untuk mengantisipasi kenaikan permintaan akibat
sifat musiman permintaan terhadap suatu produk. Walaupun Anticipation stock juga
pada hakekatnya mengantisipasi permintaan yang tidak pasti, namun perusahaan
bisa memprediksi adanya kenaikan dalam jumlah yang signifikan (bukan sekedar
pola acak).
D. Berdasarkan Sifat Ketergantungan
Persediaan bisa diklasifikasikan berdasarkan sifat ketergantungan
kebutuhan antara satu item dengan item lainnya. Item-item yang kebutuhannya
tergantung pada kebutuhan item lain dinamakan dependent demand item. Sedangkan
kebutuhan independent demand item tidak tergantung pada kebutuhan item lain.
Klasifikasi
ini dilakukan karena pengelolaan kedua jenis item ini biasanya berbeda.
Dependent demand item biasanya adalah komponen atau bahan baku yang akan
digunakan untuk membuat produk jadi. Kebutuhan bahan baku dan komponen tersebut
ditentukan oleh banyaknya jumlah produk jadi yang akan dibuat dengan
menggunakan komponen atau bahan baku tersebut. Produk jadi biasanya tergolong
dala independent demand item karena kebutuhan akan satu produk jadi tidak
langsung mempengaruhi kebutuhan produk jadi yang lain.
E. Model Persediaan
Model EOQ (economic order quantity) mempertimbangkan dua
ongkos persediaan, yakni ongkos pesan dan ongkos simpan. Ongkos pesan yang
dimaksud adalah ongkos-ongkos tetap yang keluar setiap kali pemesanan dilakukan
dan tidak tergantung pada ukuran atau volum pesanan. Sedangkan ongkos simpan
adalah ongkos yang terjadi akibat perusahaan menyimpan barang tersebut selama
suatu pereode tertentu. Bagian terbesar ongkos simpanan biasanya adalah biaya
modal akibat tertahannya uang dalam bentuk barang yang besarnya kira-kira sama
dengan rate of return (ROR) dari perusahaan yang bersangkutan. Ongkos simpan
juga diakibatkan oleh biaya gudang, biaya kerusakan, biaya keusangan atau
kadaluarsa, pajak, dan asuransi.
Karena tingkat keusangan dan tingkat kesulitan penyimpanan
tiap barang berbeda-beda maka biaya simpan bervariasi antara satu jenis barang
dengan jenis lainnya. Namun secara umum biaya simpan per tahun berkisar antara
20% - 30% per tahun dari nilai barang yang disimpan. Artinya kalau suatu
perusahaan persediaan dengan nilai rata-rata 10 milyar maka biaya simpan
setahun sekitar 2 – 3,5 milyar. Angka sebesar ini sering tidak disadari karena
bagian terbesar ongkos simpan (yang berupa biaya modal) tidak tercatat dalam
laporan akuntansi.
Model EOQ dibuat dengan asumsi permintaan terhadap suatu
item bersifat kontinyu dengan tingkat yang seragam. Artinya, item tersebut
dibutuhkan dengan jumlah yang sama dari waktu ke waktu. Lead time belum
dipertimbangkan. Untuk beroperasi pada situasi dengan ketidakpastian makan dibutuhkan
persediaan pengaman untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan terhadap
barang yang bersangkutan. Adanya lead time membuat kita harus menentukan waktu
pemesanan. Apabila lead time suatu pengiriman selama 1 hari (tidak mengandung
ketidakpastian), maka kita memesan 1 hari sebelum barang habis digunakan
sehingga pesanan yang baru akan datang tepat pada saat barang yang ada habis
terjual atau terpakai.
F. Mengurangi Kesalahan dengan
Mendeteksi Respon Awal
Risiko atas kelebihan dan kekurangan persediaan pada
produk-produk inovatif bisa dikurangi dengan meningkatkan akurasi ramalan
permintaan. Akurasi ramalan bisa meningkat apabila perusahan atau supply chain
bisa memanfaatkan informasi reaksi pasar di awal musim jual untuk merevisi
ramalan. Hal ini bisa dilakukan secara efektif apabila lead time antara
perancangan sampai distribusi produk kepasar cukup pendek yang memungkinkan
supply chain untuk merespon pasar dengan menambah atau mengurangi jumlah produk
suatu item tertentu setelah melihat reaksi awal dari pasar. dengan informasi,
akurasi ramalan ditingkatkan secara dramatis.
G. Hambatan dalam Manajemen Persediaan
Banyak hal yang mengakibatkan sistem persediaan pada
supply chain tidak efektif. Sebab-sebab tersebut sangat bervariasi, ada yang
teknis dan ada juga yang terkait dengan perilaku individu maupun organisasi.
Beberapa diantaranya yaitu:
- Tidak ada matrik kinerja yang jelas
Kinerja
supply chain banyak terkait dengan persediaan. Misalnya tingkat perputaran
persediaan (inventory turnover rate), rata-rata lama permintaan atau kebutuhan
bisa dipenuhi oleh persediaan (inventory days of supply), banyaknya persediaan
yang kadaluwarsa, dan sebagainya. Supply chain yang berada pada lingkungan industri
yang inovatif akan memiliki kriteria yang berbeda terhadap persediaan
dibandingkan dengan mereka yang berada pada industri yang relatif stabil dengan
siklus produk yang panjang. Pengukuran kinerja persediaan selalu harus
dihubungkan dengan kemampuan supply chain untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
- Status
Pesanan tidak akurat
Ketika pelanggan memesan suatu produk ke pemasok, berharap bisa
mendapatkan informasi kapan pesanan tersebut bisa dipenuhi. Walaupun pada
awalnya pelanggan sudah mendapatkan informasi tersebut, mereka tetap
mengharapkan informasi yang mutakhir tentang perkembangan pesanan mereka dari
waktu ke waktu. Namun sangat sering terjadi supplier tidak mampu memberikan
informasi tentang status pengiriman yang akurat,akibatnya perasaan
ketidakpastian tinggi dan mendorong pelanggan untuk menyimpan cadangan
persediaan yang lebih banyak.
- Sistem
informasi kurang handal.
Perusahaan tidak akan bisa memberikan informasi status pesanan
kalau sistem informasi antar bagian dalam perusahaan maupun system yang bisa
menghubungkan perusahaan dengan pelanggan tidak handal. Seringkali tiap bagian
dalam perusahaan tidak memiliki informasi yang sama tentang persediaan,catatan
yang berbeda antar bagian. Bagian pemasaran tidak bisa mengakses data
persediaan sehingga mereka sering melakukan kesepakatan dengan pelanggan dengan
menggunakan data persediaan yang tidak handal. Banyak perusahaan menggunakan
sistem informasi yang terintegritasi namun tetap saja masalah akurasi catatan
bisa bermasalah karena ini ditentukan oleh ketelitian dan kemauan mereka yang
bertugas untuk memelihara data.
- Kebijakan
persediaan terlalu sederhana dan mengabaikan ketidak pastian.
Perusahaan perlu memmahami siruasi lapangan dengan banyak
melakukan analisis data seperti lead time,permintaan ,akurasi,catatan
persediaan,persentasi kerusakan(reject/defect rate)dan sebagainya. Perusahaan
sering menyamaratakan kebijakan persediaanuntuk semua item yang sebenarnya
memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Kebijakan safety stock,reoder
point,dan kebijakan-kebijakan lainnya tertentu harus berbeda antara item yang
satu dengan yang lain.
- Biaya
–biaya persediaan tidak ditaksir dengan benar.
Ada perusahaan yang sejak awal mengambil keputusan ,tanpa
analisis,bahwa pengiriman lewat udara pasti tidak layak. Ada perusahaan yang
telah melakukan analisis transportasi ternyata tidak bisa merealisasikan
penghematan luar biasa karena pindah dari transportasilaut ke udara. Untuk
produk-produk yang relatif kecil volumnya dan membutuhkan kecepatan respon yang
tinggi, ongkos transportasi yang jauh lebih mahal bisa dibayar dengan
penghematan dari berkurangnya tumpukan persediaan yang menghabiskan biaya modal
yang besar serta kesempatan jual yang menghabiskan biaya modal yang besar serta
kesempatan jual yang lebih akibat pemendekan waktu untuk mencapai pasar.
Perusahan sering melupakan ongkos-ongkos kesempatan dalam menaksir biaya
persediaan terutama karena ongkos tersebut tidak tercatat dalam laporan
akutansi.
- Keputusan
sipply chain yang tidak terintegritasi.
Implikasi dari keputusan suatu supply
chain terhadap persediaan sering tidak dipahami dengan baik. Sebuah perusahaan printer di pada awalnya menerima pesanan dari pusat-pusat
penjualan mereka di seluruh dunia. Tiap negara biasanya memiliki kebutuhan yang
berbeda terutama karena perbedaan bahasa yang akan digunakan pada buku petunjuk
serta perbedaan sistem sumber daya listrik Awalnya mengirim produk yang sudah jadi ke
masing2 pusat penjualan, namun karena pesanan biasanya dibuat berdasarkan ramalan,
sering kali ada perubahan pesanan ketika printer yang mengakibatkan banyak terjadi
penumpukan persediaan di satu lokasi dan kekurangan di tempat lain. Akhirnya
dilakukan perubahan, pabrik hanya membuat produk dasar standar dan masing2
pusat distribusi bertugas melakukan finalisasi produk pemberian buku petunjuk
dan power supply.
Nice, Simple and clear description
ReplyDeletesangat mudah dipahami
ReplyDelete