KEWIRAUSAHAAN
KOPERASI
A. Pengertian
Kewirausahaan Koperasi
Kewirakoperasian adalah
suatu sikap mental positif dalam berusaha secara koperatif, dengan mengambil
prakarsa inovatif serta keberanian mengambil resiko dan berpegang pada prinsip
identitas koperasi, dalam mewujudkan tepenuhinya kebutuhan nyata serta
peningkatan kesejahteraan bersama.
Dari definisi tersebut
terkandung beberapa unsur yang patut diperhatikan:
1. Kewirausahaan koperasi merupakan sikap
mental positif dalam berusaha secara koperatif. Ini berarti wirakop (orang yang
melaksanakan kewirakoperasian) harus mempunyai keinginan untuk memajukan
organisasi koperasi, baik itu usaha koperasi maupun usahan anggotanya. Usaha
itu harus dilakukan secara koperatif dalam arti setiap kegiatan usaha koperasi
harus mementingkan kebutuhan anggotanya.
2. Tugas utama wirakop adalah mengambil
prakarsa inovatif, artinya berusaha mencari, menemukan dan memanfaatkan peluang
yang ada demi kepentingan bersama.
3. Wirakop mempunyai keberanian mengambil
resiko. Karena dunia penuh dengan ketidakpastian, sehingga hal-hal yang
diharapkan kadang-kadang tidak sesuai dengan kenyataan yang sedang terjadi di
lapangan. Oleh karena itu dalam menghadapi situasi semacam itu diperlukan
seorang wirausaha yang mempunyai kemampuan mengambil resiko. Pada koperasi
risiko-risiko yang ditimbulkan oleh ketidakpastian sedikit terkurangi oleh
orientasi usahanya yang lebih banyak di pasar internal pasar internal
memungkinkan setiap usaha menjadi beban koperasi dan anggotanya karena koperasi adalah milik anggota. Oleh
karena itu secara nalar tidak mungkin anggota merugikan koperasinya.
4.
Kegiatan koperasi harus berpegang teguh
pada prinsip identitas koperasi, yaitu anggota sebagai pemilik dan sekaligus
sebagai pelanggan. Kepentingan anggota harus diutamakan agar anggota mau
berpartisifasi aktif terhadap koperasi. Karena itu wirakop bertugas
meningkatkan pelayanan dengan jalan menyediakan berbagai kebutuhan anggotanya.
5. Tujuan utama setiap wirakop adalah
memenuhi kebutuhan nyata anggota koperasi dan meningkatkan kesejahteraan
bersama. Tugas seorang wirakop sebenarnya cukup berat karena banyak pihak yang
berkepentingan di lingkungan koperasi, seperti anggota, perusahaan koperasi,
karyawan, masyarakat disekitarnya, dan lain-lain.
6. Kewirausahaan dalam koperasi dapat
dilakukan oleh anggota, manajer, birokrat yang berperan dalam pembangunan
koperasi dan katalis, yaitu orang yang peduli terhadap pengembangan koperasi.
Keempat jenis wirakop ini tentunya mempunyai kebebasan bertindak dan insentif
yang berbeda-beda yang selanjutnya menentukan tingkat efektivitas yang
berbeda-beda pula.
B. Fungsi
Kewirakoperasian
Dipandang dari kegiatan
dari seorang wirakop, fungsi kewirakoperasian dibedakan menjadi 3 jenis yaitu
(Ropke, 1992):
1.
Kewirakoperasian Rutin
Kewirakoperasian
rutin diarahkan pada kegiatan rutin organisasi usaha (koperasi), seperti
produksi, personalia, keuangan, administrasi, dan lain-lain. Program-program
telah disusun dan dilaksanakan. Tugas wirakop hanyalah meluruskan/mengendalikan
sesuatu agar berjalan sesuai dengan program yang telah ditetapkan. Dalam
pengertian lain tugas wirakop yang bersifat rutin hubungannya erat dengan alokasi faktor
produksi. Dalam alokasi sumber daya kadang-kadang terjadi penyimpangan dari hal
yang direncanakan semula, dan
penyimpangan ini ini perlu diluruskan. Jadi pada dasarnya kegiatan wirakop
dalam hal ini hanyalah menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam aktivitas
rutin sehari-hari.
Kewirakoperasian
rutin mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a. Kegiatan
kewirakoperasian berhubungan dengan
evaluasi dan koreksi bila terjadi misalokasi sumber daya.
b. Manajer
(wirakop) mempunyai informasi yang banyak tentang sumber daya, tujuan dan
risiko yang dihadapi.
c. Rendahnya
tingkat ketidakpastian memungkinkan wirakop mampu memaksimumkan tujuan (misalnya
profit).
2.
Kewirakoperasian Arbitrage
Arbitrage
disini dimaksudkan sebagai keputusan yang diambil dari dua kondisi yang
berbeda. Tugas utama dari wirakop dalam hal ini mencari peluang yang
menguntungkan dari dua kondisi yang berbeda. Untuk memperoleh keberhasilan,
wirakop harus mempunyai informasi yang banyak tentang lingkungan dan pasar yang
hendak dituju dan memnfaatkan informasi ini untuk kemajuan koperasi.
3.
Kewirakoperasian Inovatif
Inovatif
berarti mencari, memanfaatkan dan menemukan sesuatu yang baru. Wirakop yang
inovatif berarti wirakop yang selalu tidak puas dengan kondisi yang ada. Ia
selalu berusaha mencari, menemukan dan memnafaatkan peluang yang diperoleh. Ia
sangat diperlukan terutama pada kondisi dimana perusahaan (termasuk koperasi)
mengalami stagnasi. Ia juga diperlukan oleh perusahaan atau koperasi yang
mengalami masalah ketidakpastian yang serius dalam lingkungan yang dinamis.
C. Jiwa
dan Semangat Kewirakoperasian
Secara definitif
seorang wirausaha (termasuk wirakop) adalah orang yang mempunyai kemampuan
melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber
daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan darinya dan mengambil tindakan
yang tepat guna memastikan sukses. Para wirakop adalah orang yang mempunyai
sikap mental positif yang berorientasi pada tindakan dan mempunyai motivasi
tinggi dalam mengambil resiko pada saat mengejar tujuannya.
Menurut Meredith (1984)
para wirausaha (termasuk wirakop) mempunyai ciri dan watak yang berlainan
dengan individu kebanyakan. Ciri-ciri dan watak tersebut dijelaskan sebagai
berikut:
1.
Mempunyai kepercayaan yang kuat terhadap
diri sendiri.
2. Berorientasi pada tugas dan hasil yang
didorong oleh kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi pada keuntungan,
mempunyai ketekunan dan ketabahan, mempunyai tekad kerja keras dan mempunyai
energi inisiatif.
3. Mempunyai kemampuan dalam mengambil
risiko dan mengambil keputusan-keputusan secara tepat dan cermat.
4.
Mempunyai jiwa kepemimpinan, suka bergau
dan suka menanggapi saran-saran dan kritik.
5.
Berjiwa inovatif, kreatif dan tekun.
6.
Berorientasi pada masa depan.
Tidak semua wirausaha koperasi mempunyai
sikap seperti itu, diantara mereka ada yang sombong dan muluk-muluk, ada yang
bersikap hangat dan bersahabat dan ada yang berpikir cepat tetapi ada pula yang
lamban. Tetapi pada dasarnya para wirausaha koperasi mempunyai tugas yang sama
yaitu mencari perubahan, menanggapinya dan memanfaatkannya sebagai peluang.
D. Prinsip-prinsip
inovasi
Tugas wirausaha
koperasi yang utama adalah menciptakan inovasi-inovasi baru yang menguntungkan.
Kemudian agar berhasil menjalankan misinya, beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan wirausaha (termasuk koperasi) seperti yang dikemukakan oleh Peter
F. Drucker (1988) adalah sebagai berikut:
1. Inovasi harus mempunyai tujuan dan
sistematis yang dimulai dengan menganalisis peluang. Semua sumber peluang
inovatif harus dianalisis dan ditelaah dengan sistematis, tidak cukup hanya dengan memperhatikan saja.
Pencariannya harus diorganisir dan harus dikerjakan dengan cara-cara yang lazim
dan sistematis.
2.
Inovasi bersifat konseptual dan
perseptual. Oleh karena itu, inovator harus pergi keluar untuk melihat-lihat,
bertanya dan mendengarkan, misalnya memperhatikan para pelanggan atau para
pemakai dan kemudian mempelajari harapan mereka, nilai-nilai dan kebutuhannya.
3.
Agar efektif sebuah inovasi harus
sederhana dan harus difokuskan. Jika tidak sederhana inovasi tidak akan
jalan. Segala sesuatu yang baru akan
menyebabkan kesulitan, kalau terlalu rumit maka tidak akan dapat diatur dan
diperbaiki.
4.
Inovasi yang efektif harus dimulai dari
yang kecil, tidak perlu muluk-muluk dan cobalah melakukan sesuatu yang khas.
5. Inovasi yang berhasil harus mengarah
pada kepemimpinan, artinya semua strategi yang mengarah pada pemanfaatan sebuah
inovasi, harus memperoleh kepemimpinan dalam lingkungan tertentu. Jika tidak
maka semua strategi itu hanya akan
menemui kegagalan.
6. Jangan berlagak pintar. Inovasi harus
ditangani oleh manusia biasa. Bagaimanapun ketidakmampuan merupakan
satu-satunya faktor yang sangat menentukan. Sesuatu yang menganggap terlalu
pintar, apakah dalam rancangan atau pelaksanaan, hampir pasti akan menemui
kegagalan.
7. Jangan coba mengerjakan terlalu banyak
pekerjaan sekaligus. Inovasi yang menyimpang dari intinya akan cenderung buyar.
Ia akan tetap tinggal gagasan dan tak akan menjadi inovasi.
8.
Jangan coba-coba melakukan inovasi bagi
masa depan. Lakukan inovasi masa sekarang sebab dimasa yang akan datang kita
akan menemui peluang-peluang yang baru yang lebih baik daripada sekarang
9. Harus diingat bahwa inovasi adalah
karya. Inovasi menghendaki pengetahuan dan kepintaran, bakat, kelihaian,
kepekaan, ketekunan dan keuletan.
10.
Agar berhasil, seorang inovator harus
membina kekuatannya. Inovator yang berhasil harus melihat peluang dalam jaringan yang luas.
Tetapi dalam inovasi akan lebih penting membina kekuatan mengingat risiko yang
dihasilkannya adalah untuk kemampuan dan prestasi.
11.
Harus diingat, inovasi adalah dampak
dalam perekonomian dan masyarakat. Oleh karena itu inovasi harus senantiasa
dekat dengan pasar, tertuju ke pasar dan harus benar-benar digerakkan oleh
pasar.
No comments:
Post a Comment