Keputusan Manajerial
A.
Hubungan
antara Ekonomi Manajerial dengan Ilmu–ilmu Pengambilan Keputusan
Ilmu
ekonomi memberikan kerangka teoritis dalam menganalisis masalah – masalah
pengambilan keputusan manajerial. Seperti halnya ilmu ekonomi, ilmu – ilmu
pengambilan keputusan juga memberikan seperangkat alat dalam pembentukan model
– model dalam mengambil keputusan, menganalisis pengaruh dari serangkaian
tindakan alternatif, dan mengevaluasi hasil – hasil yang diperoleh dari model –
model tersebut.
Ekonomi
manajerial juga berhubungan erat dengan ilmu keputusan (decision science). Ilmu
keputusan (decision science) menggunakan perangkat matematika ekonomi dan
ekonometri untuk membentuk dan mengestimasi model keputusan yang ditujukan
untuk menentukan perilaku optimum perusahaan, yaitu bagaimana perusahaan dapat
mencapai tujuannya dengan cara yang paling efisien. Secara spesifik, matematika
ekonomi (mathematical economics) digunakan untuk memformalkan model ekonomi
yang dipostulatkan oleh teori ekonomi. Ekonometri (econometrics) kemudian
menerapkan peralatan statistik pada data dunia nyata untuk mengestimasi model
yang dipostulatkan oleh teori ekonomi dan untuk peramalan (forecasting).
Oleh
karena sebagian besar masalah pengambilan keputusan itu mencakup kegiatan dan
peristiwa yang akan terjadi di masa mendatang, maka teknik – teknik peramalan
(forecasting techniques) juga memainkan peranan penting dalam pembuatan
keputusan manajerial, dan dalam studi ekonomi manajerial.
B.
Langkah
– langkah Pengambilan
Keputusan
Secara
umum, proses pengambilan keputusan dibagi menjadi 6 langkah, antara lain :
1. Perumusan
masalah
Langkah
ini intinya diarahkan pada usaha untuk menentukan dengan jelas batasan –
batasan keputusan apa yang akan dibuat dan mencakup penentuan alternatif –
alternatif apa yang ada.
Pada
tahap ini biasanya mengandung beberapa pertanyaan, yakni : masalah apa yang
dihadapi, siapa yang akan memutuskan, bagaimana keadaan yang melatarbelakangi
pengambilan keputusan, dan bagaimana pengaruhnya terhadap tujuan – tujuan
manajemen.
Perumusan
masalah merupakan suatu prasyarat untuk permasalahan manajemen
2. Penentuan
tujuan
Pada
tahap ini ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab, antara lain : apa tujuan
pengambilan keputusan, bagaimana seharusnya pengambil keputusan tersebut
menilai hasilnya dibandingkan dengan tujuannya, bagaimana jika pengambil
keputusan tersebut ingin mencapai tujuan yang bertentangan satu sama lain.
Dalam
keputusan ekonomi, kita tidak selalu mendapatkan apa yang diinginkan. Namun
demikian, dalam keputusan memilih kita harus tahu apa yang diinginkan.
Adanya
risiko dan ketidakpastian kadang – kadang menyulitkan seorang pengambil
keputusan dalam memilih alternatif keputusan. Oleh karena itu, faktor risiko
dan ketidakpastian juga harus dipertimbangkan dalam proses pengambilan
keputusan.
3. Pencarian
alternatif
Pada
tahap ini, beberapa pertanyaan yang perlu diajukan adalah : apa alternatif
tindakan untuk pencapaian tujuan, variabel apa saja yang dapat dikendalikan,
kendala apa yang dihadapi dalam pencapaian tujuan.
Setelah
mengetahui apa yang diinginkan, tentunya akan ditanyakan apa yang menjadi
pilihan kita. Seorang pengambil keputusan yang ideal, akan membeberkan semua
kemungkinan pilihan yang ada dan kemudian memilih satu diantaranya yang akan
memberikan hasil yang terbaik bagi pencapaian tujuannya. Tetapi, mengingat
kendala keterbatasan manusia, para pengambil keputusan tidak bisa mengharapkan
untuk dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi semua kemungkinan pilihan. Namun
demikian, beberapa pilihan alternatif yang paling menarik tetap ada dan harus
dipilih.
4. Peramalan
dampak
Pada
tahap ini kita mencoba untuk mengamati : bagaimana konsekuensi dari setiap
alternatif pilihan, jika hasil yang diharapkan tidak pasti bagaimana sifatnya,
dan mendapatkan informasi yang lebih baik untuk meramalkan suatu hasil.
Tugas
peramalan konsekuensi ini tergantung pada keadaannya, bisa dilakukan secara
langsung atau diabaikan sama sekali. Kadang kala, perhitungan secara aritmatis
sederhana sudah cukup. Tetapi bisa juga dengan menggunakan model statistik atau
ekonometrika. Atau bisa dengan model deterministik jika keadaannya pasti, dan
dengan model probabilistik jika pengambilan keputusan dalam keadaan yang mengandung
risiko atau ketidakpastian
5. Penentuan
pilihan
Setelah
semua analisis selesai dilakukan, maka kita dapat menentukan pilihan yang
paling diinginkan. Setelah seorang pengambil keputusan menetapkan konteks
permasalahan, menetapkan tujuan, dan mengidentifikasi alternatif –alternatif
yang tersedia, bagaimana caranya untuk memilih 1 pilihan yang diinginkan ?
Jika
semua variabel dalam proses pengambilan keputusan bisa dikuantifikasikan, maka
kita dapat menggunakan beberapa metode tertentu untuk menetapkan keputusan yang
paling optimal. Metode – metode tersebut antara lain : analisis marjinal,
programisasi linier, pohon keputusan (decision trees), analisis biaya –
manfaat, dan sebagainya.
Pendekatan ini tidak
saja penting untuk penghitungan keputusan yang optimal, tetapi juga untuk
mengetahui mengapa keputusan tersebut optimal.
6. Analisis
sensitivitas
Pada
tahap akhir ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
bagaimana sifat dari masalah yang menentukan pilihan tindakan yang optimal tersebut,
bagaimana pengaruh perubahan keadaan – keadaan tertentu terhadap keputusan yang
optimal yang diambil, apakah pilihan tersebut peka terhadap perubahan –
perubahan variabel ekonomi utama yang terabaikan oleh pengambil keputusan
tersebut.
Analisis
sensitivitas menjelaskan bagaimana suatu keputusan yang optimal akan berubah
jika fakta – fakta ekonomi utama berubah.
Analisis sensitivitas
mempunyai beberapa kegunaan, yaitu :
·
Memberikan informasi faktor – faktor
kunci dalam permasalahan yang mempengaruhi keputusan.
·
Menelusuri pengaruh perubahan –
perubahan variabel yang tidak diyakini manajer tersebut.
·
Menghasilkan solusi dalam kasus proses
pengulangan pengambilan keputusan jika keadaan – keadaan tertentu dimodifikasi.
C. Model – Model
Keputusan
Pengambilan
keputusan merupakan proses berurutan yang membutuhkan penggunaan model yang
tepat. Pada hakikatnya, model itu merupakan pengganti hal yang nyata, mewakili
kejadian sesungguhnya dengan harapan agar dapat mengatasi masalah apabila timbul
masalah yang sesungguhnya.
Adapun peranan
pentingnya model menurut Quade, antara lain sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui apakah hubungan yang
bersifat tunggal dari unsur – unsur itu ada relevansinya terhadap masalah yang
akan dipecahkan.
2.
Untuk memperjelas mengenai hubungan yang
signifikan diantara unsur –unsur yang ada.
3.
Untuk merumuskan hipotesis mengenai
hakikat hubungan – hubungan antar variabel.
Menurut Quade, model
pengambilan keputusan diklasifikasikan ke dalam 2 tipe, yakni:
1. Model
kuantitatif
Adalah serangkaian
asumsi yang tepat dan dinyatakan dalam serangkaian hubungan matematis yang
pasti.
2. Model
kualitatif
Adalah suatu model yang
didasarkan atas asumsi – asumsi yang ketepatannya agak kurang jika dibandingkan
dengan model kuantitatif dan ciri – cirinya digambarkan melalui kombinasi dari
deduksi – deduksi asumsi – asumsi tersebut dan dengan pertimbangan yang lebih
bersifat subjektif mengenai proses atau masalah yang pemecahannya dibuatkan
model.
Kadang
– kadang di dalam pengambilan keputusan kerapkali menghadapi kondisi dimana
hasilnya tidak dapat diketahui dengan pasti. Dalam hal ini, Gullett dan Hicks
memberikan beberapa model pengambilan keputusan yang digunakan untuk memecahkan
masalah yang hasilnya tidak dapat diketahui dengan pasti, antara lain :
a.
Model Probabilitas
Umumnya
model – model keputusan merupakan konsep probabilitas dan konsep nilai harapan
yang memberikan hasil tertentu.
Probabilitas
adalah kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu peristiwa tertentu.
Konsep
– konsep nilai harapan khususnya dapat digunakan dalam pengambilan keputusan
yang menyangkut kemungkinan – kemungkinan yang telah diperhitungkan bagi
situasi dan kondisi yang akan datang.
Adapun
nilai yang diharapkan (nilai harapan) dari setiap peristiwa yang terjadi merupakan
kemungkinanterjadinya peristiwa itu dikalikan dengan nilai kondisional.
b.
Model Matriks (The Pay off Matrix Model)
Model
matriks merupakan model khusus yang menyajikan kombinasi antara strategi yang
digunakan dan hasil yang diharapkan.
Model
matriks terdiri atas dua hal, yakni baris dan lajur. Baris (row) bentuknya
mendatar, sedangkan lajur (column) bentuknya vertikal. Pada sisi baris berisi
berbagai macam alternatif strategi yang digunakan oleh pengambil keputusan,
sedangkan pada sisi lajur berisi kondisi dan nilai harapan dalam kondisi dan
situasi yang berlainan.
c.
Model Pohon Keputusan (Decision Tree
Model)
Model
ini merupakan suatu diagram yang cukup sederhana yang menunjukkan suatu proses
untuk merinci masalah – masalah yang dihadapi
ke dalam komponen – komponen, kemudian dibuat alternatif – alternatif
pemecahan beserta konsekuensi masing – masing.
D. Pertanggungjawaban
Bagi Pembuat Keputusan
Banyak jenis keputusan yang berbeda harus dibuat dalam
organisasi tentang berbagai macam rencana dan program2 dalam oganisasi,dengan
keputusan yang berbeda2 ne beberapa tipe dasar pemikiran harus dikembangkan
yang menetapka siapa-siapa dalam oganisasi yang mempunyai tanggung jawab untuk
membuat keputusan yang bagaimana.
Salah satu pemikiran tersebut
didasarkan pada 2 faktor (1) jangkauan (scope)dari keputusan tersebut yang dibuat dan
(2) tingkatan menejemen.jangkauan dari keputusan tersebut menunjukan pada
prporsi dari system organisasi
total yang akan dipengrauhi oleh keputusan tersebut.
Bahkan walaupu seorang wirausahawan
mempunyai tanggungjawab untuk pembuatan keputusan tertentu,dia tidak harus
membuat keputusan tersebut tanpa bantuan dari anggota lainya.
permisi, bisa saya tahu anda mendapatkan referensi ini darimana? Karena saya butuh mencari buku dengan materi ini lebih mendalam, terimakasih
ReplyDelete