Wednesday 13 March 2013

RETURN & RISIKO INVESTASI


Return dan Risiko Investasi

a.       Return Investasi
Return merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukan Menurut Jones (2002:124), Return saham terdiri dari:
1) Yield, yaitu cash flow atau arus kas yang dibayarkan secara periodik kepada pemegang saham, biasanya dalam bentuk deviden.
2) Capital gain, atau capital loss, yaitu selisih antara harga saham pada saat pembelian dengan harga saham pada saat penjualan. Capital gain jika harga saham pada akhir periode lebih tinggi dari harga awalnya, sedangkan capital loss, sebaliknya.
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return menurut (Jogiyanto, 2010; 205) dapat dibedakan menjadi:
1)      Return Realisasi (realized return)
   Merupakan return yang telah terjadi. Return dihitung berdasarkan data histories, return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (ekspekted return) dan risiko dimasa mendatang.
   Perhitungan return realisasi disini menggunakan return total. Return total merupakan keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu. 
2)      Return Ekspektasi (Expected Return)
   Merupakan return yang digunakan untuk pengambilan keputusan investasi.  Return ini penting dibandingkan dengan return historis karena return ekspektasian merupakan return yang diharapkan dari investasi yang dilakukan. Perhitungan return ekspektasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Return ekspektasi dapat dihitung dengan metode nilai ekspektasi yaitu mengalikan masing-masing hasil masa depan dengan probabilitas kejadiannya dan menjumlah semua produk perkalian tersebut.
b.      Risiko Investasi
Pengertian Resiko menurut Keown (1999:216), resiko adalah kemungkinan-kemungkinan bahwa suatu pengembalian akan berbeda dari tingkat pengembalian yang diharapkan. Menurut Jones (2002:134), ada dua tipe resiko, yaitu:
a. Resiko sistematik (systematic Risk)
Adalah resiko yang berkaitan dengan kondisi yang terjadi di pasar secara umum, yaitu resiko tingkat bunga, resiko politik, resiko inflasi, resiko nilai tukar, dan resiko pasar. Disebut pula resiko tidak diversifikasi.
b. Resiko non-sistematik (non-systematic risk)
Adalah resiko yang berkaitan dengan kondisi perusahaan yang terjadi secara individual, yakni resiko bisnis, resiko laverage, dan resiko likuiditas. Disebut pula resiko diversifikasi, resiko residual, resiko unik, atau resiko khusus perusahaan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa resiko adalah kemungkinan terjadinya suatu penyimpangan tingkat pengembalian yang nyata terhadap tingkat pengembalian yang diharapkan. Besarnya nilai resiko dapat dicari dengan menghitung standar deviasi, atau dengan menghitung besarnya varian. Standar Deviasi adalah ,”a statistical measure of the variability of a distribution around its mean. It is the square root of the variance,” Horne and Wachowizc (1998). Resiko investasi pada saham, meliputi: Resiko saham Individu, dan Resiko investasi portofolio.
Berdasarkan kesediaan dalam menanggung risiko investasi, investor dikenal ada 3 yaitu berani mengambil risiko (risk taker), sikap netral terhadap risiko (risk neutral) dan yang tidak berani mengambil risiko (risk averse). Risk taker adalah sikap seorang yang memilih taruhan yang fair sedangkan risk neutral adalah seseorang bersikap indifference terhadap taruhan yang fair, dan risk averse adalah investor akan menolak taruhan yang fair (Husnan, 2003). Masing-masing ini menyebabkan investor mempunyai preferensi yang berbeda dalam melihat suatu portofolio.

No comments:

Post a Comment