Saturday 1 December 2012

Keputusan Manajerial


Keputusan Manajerial

A.    Hubungan antara Ekonomi Manajerial dengan Ilmu–ilmu Pengambilan Keputusan

Ilmu ekonomi memberikan kerangka teoritis dalam menganalisis masalah – masalah pengambilan keputusan manajerial. Seperti halnya ilmu ekonomi, ilmu – ilmu pengambilan keputusan juga memberikan seperangkat alat dalam pembentukan model – model dalam mengambil keputusan, menganalisis pengaruh dari serangkaian tindakan alternatif, dan mengevaluasi hasil – hasil yang diperoleh dari model – model tersebut.

Ekonomi manajerial juga berhubungan erat dengan ilmu keputusan (decision science). Ilmu keputusan (decision science) menggunakan perangkat matematika ekonomi dan ekonometri untuk membentuk dan mengestimasi model keputusan yang ditujukan untuk menentukan perilaku optimum perusahaan, yaitu bagaimana perusahaan dapat mencapai tujuannya dengan cara yang paling efisien. Secara spesifik, matematika ekonomi (mathematical economics) digunakan untuk memformalkan model ekonomi yang dipostulatkan oleh teori ekonomi. Ekonometri (econometrics) kemudian menerapkan peralatan statistik pada data dunia nyata untuk mengestimasi model yang dipostulatkan oleh teori ekonomi dan untuk peramalan (forecasting).

Oleh karena sebagian besar masalah pengambilan keputusan itu mencakup kegiatan dan peristiwa yang akan terjadi di masa mendatang, maka teknik – teknik peramalan (forecasting techniques) juga memainkan peranan penting dalam pembuatan keputusan manajerial, dan dalam studi ekonomi manajerial.
           

B.       Langkah – langkah Pengambilan Keputusan

Secara umum, proses pengambilan keputusan dibagi menjadi 6 langkah, antara lain :

1.      Perumusan masalah

Langkah ini intinya diarahkan pada usaha untuk menentukan dengan jelas batasan – batasan keputusan apa yang akan dibuat dan mencakup penentuan alternatif – alternatif apa yang ada.
Pada tahap ini biasanya mengandung beberapa pertanyaan, yakni : masalah apa yang dihadapi, siapa yang akan memutuskan, bagaimana keadaan yang melatarbelakangi pengambilan keputusan, dan bagaimana pengaruhnya terhadap tujuan – tujuan manajemen.
Perumusan masalah merupakan suatu prasyarat untuk permasalahan manajemen
  
2.      Penentuan tujuan

Pada tahap ini ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab, antara lain : apa tujuan pengambilan keputusan, bagaimana seharusnya pengambil keputusan tersebut menilai hasilnya dibandingkan dengan tujuannya, bagaimana jika pengambil keputusan tersebut ingin mencapai tujuan yang bertentangan satu sama lain.
Dalam keputusan ekonomi, kita tidak selalu mendapatkan apa yang diinginkan. Namun demikian, dalam keputusan memilih kita harus tahu apa yang diinginkan.
Adanya risiko dan ketidakpastian kadang – kadang menyulitkan seorang pengambil keputusan dalam memilih alternatif keputusan. Oleh karena itu, faktor risiko dan ketidakpastian juga harus dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan.

3.      Pencarian alternatif

Pada tahap ini, beberapa pertanyaan yang perlu diajukan adalah : apa alternatif tindakan untuk pencapaian tujuan, variabel apa saja yang dapat dikendalikan, kendala apa yang dihadapi dalam pencapaian tujuan.
Setelah mengetahui apa yang diinginkan, tentunya akan ditanyakan apa yang menjadi pilihan kita. Seorang pengambil keputusan yang ideal, akan membeberkan semua kemungkinan pilihan yang ada dan kemudian memilih satu diantaranya yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi pencapaian tujuannya. Tetapi, mengingat kendala keterbatasan manusia, para pengambil keputusan tidak bisa mengharapkan untuk dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi semua kemungkinan pilihan. Namun demikian, beberapa pilihan alternatif yang paling menarik tetap ada dan harus dipilih.

4.      Peramalan dampak

Pada tahap ini kita mencoba untuk mengamati : bagaimana konsekuensi dari setiap alternatif pilihan, jika hasil yang diharapkan tidak pasti bagaimana sifatnya, dan mendapatkan informasi yang lebih baik untuk meramalkan suatu hasil.
Tugas peramalan konsekuensi ini tergantung pada keadaannya, bisa dilakukan secara langsung atau diabaikan sama sekali. Kadang kala, perhitungan secara aritmatis sederhana sudah cukup. Tetapi bisa juga dengan menggunakan model statistik atau ekonometrika. Atau bisa dengan model deterministik jika keadaannya pasti, dan dengan model probabilistik jika pengambilan keputusan dalam keadaan yang mengandung risiko atau ketidakpastian

5.      Penentuan pilihan

Setelah semua analisis selesai dilakukan, maka kita dapat menentukan pilihan yang paling diinginkan. Setelah seorang pengambil keputusan menetapkan konteks permasalahan, menetapkan tujuan, dan mengidentifikasi alternatif –alternatif yang tersedia, bagaimana caranya untuk memilih 1 pilihan yang diinginkan ?
Jika semua variabel dalam proses pengambilan keputusan bisa dikuantifikasikan, maka kita dapat menggunakan beberapa metode tertentu untuk menetapkan keputusan yang paling optimal. Metode – metode tersebut antara lain : analisis marjinal, programisasi linier, pohon keputusan (decision trees), analisis biaya – manfaat, dan sebagainya.
Pendekatan ini tidak saja penting untuk penghitungan keputusan yang optimal, tetapi juga untuk mengetahui mengapa keputusan tersebut optimal.

6.      Analisis sensitivitas

Pada tahap akhir ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain : bagaimana sifat dari masalah yang menentukan pilihan tindakan yang optimal tersebut, bagaimana pengaruh perubahan keadaan – keadaan tertentu terhadap keputusan yang optimal yang diambil, apakah pilihan tersebut peka terhadap perubahan – perubahan variabel ekonomi utama yang terabaikan oleh pengambil keputusan tersebut.
Analisis sensitivitas menjelaskan bagaimana suatu keputusan yang optimal akan berubah jika fakta – fakta ekonomi utama berubah.

Analisis sensitivitas mempunyai beberapa kegunaan, yaitu :

·         Memberikan informasi faktor – faktor kunci dalam permasalahan yang mempengaruhi keputusan.
·         Menelusuri pengaruh perubahan – perubahan variabel yang tidak diyakini manajer tersebut.
·         Menghasilkan solusi dalam kasus proses pengulangan pengambilan keputusan jika keadaan – keadaan tertentu dimodifikasi.


C.   Model – Model Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan proses berurutan yang membutuhkan penggunaan model yang tepat. Pada hakikatnya, model itu merupakan pengganti hal yang nyata, mewakili kejadian sesungguhnya dengan harapan agar dapat mengatasi masalah apabila timbul masalah yang sesungguhnya.

Adapun peranan pentingnya model menurut Quade, antara lain sebagai berikut :

1.      Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari unsur – unsur itu ada relevansinya terhadap masalah yang akan dipecahkan.
2.      Untuk memperjelas mengenai hubungan yang signifikan diantara unsur –unsur yang ada.
3.      Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan – hubungan antar variabel.
Menurut Quade, model pengambilan keputusan diklasifikasikan ke dalam 2 tipe, yakni:
1.      Model kuantitatif
Adalah serangkaian asumsi yang tepat dan dinyatakan dalam serangkaian hubungan matematis yang pasti.

2.      Model kualitatif
Adalah suatu model yang didasarkan atas asumsi – asumsi yang ketepatannya agak kurang jika dibandingkan dengan model kuantitatif dan ciri – cirinya digambarkan melalui kombinasi dari deduksi – deduksi asumsi – asumsi tersebut dan dengan pertimbangan yang lebih bersifat subjektif mengenai proses atau masalah yang pemecahannya dibuatkan model.
Kadang – kadang di dalam pengambilan keputusan kerapkali menghadapi kondisi dimana hasilnya tidak dapat diketahui dengan pasti. Dalam hal ini, Gullett dan Hicks memberikan beberapa model pengambilan keputusan yang digunakan untuk memecahkan masalah yang hasilnya tidak dapat diketahui dengan pasti, antara lain :
a.       Model Probabilitas

Umumnya model – model keputusan merupakan konsep probabilitas dan konsep nilai harapan yang memberikan hasil tertentu.
Probabilitas adalah kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu peristiwa tertentu.
Konsep – konsep nilai harapan khususnya dapat digunakan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kemungkinan – kemungkinan yang telah diperhitungkan bagi situasi dan kondisi yang akan datang.
Adapun nilai yang diharapkan (nilai harapan) dari setiap peristiwa yang terjadi merupakan kemungkinanterjadinya peristiwa itu dikalikan dengan nilai kondisional.

b.      Model Matriks (The Pay off Matrix Model)

Model matriks merupakan model khusus yang menyajikan kombinasi antara strategi yang digunakan dan hasil yang diharapkan.
Model matriks terdiri atas dua hal, yakni baris dan lajur. Baris (row) bentuknya mendatar, sedangkan lajur (column) bentuknya vertikal. Pada sisi baris berisi berbagai macam alternatif strategi yang digunakan oleh pengambil keputusan, sedangkan pada sisi lajur berisi kondisi dan nilai harapan dalam kondisi dan situasi yang berlainan.

c.       Model Pohon Keputusan (Decision Tree Model)

Model ini merupakan suatu diagram yang cukup sederhana yang menunjukkan suatu proses untuk merinci masalah – masalah yang dihadapi  ke dalam komponen – komponen, kemudian dibuat alternatif – alternatif pemecahan beserta konsekuensi masing – masing.


D.    Pertanggungjawaban Bagi Pembuat Keputusan

Banyak jenis keputusan yang berbeda harus dibuat dalam organisasi tentang berbagai macam rencana dan program2 dalam oganisasi,dengan keputusan yang berbeda2 ne beberapa tipe dasar pemikiran harus dikembangkan yang menetapka siapa-siapa dalam oganisasi yang mempunyai tanggung jawab untuk membuat keputusan yang bagaimana.
     Salah satu pemikiran tersebut didasarkan pada 2 faktor (1) jangkauan (scope)dari  keputusan tersebut yang dibuat dan (2) tingkatan menejemen.jangkauan dari keputusan tersebut menunjukan pada prporsi  dari system  organisasi  total yang akan dipengrauhi oleh keputusan tersebut.
     Bahkan walaupu seorang wirausahawan mempunyai tanggungjawab untuk pembuatan keputusan tertentu,dia tidak harus membuat keputusan tersebut tanpa bantuan dari anggota lainya.

1 comment:

  1. permisi, bisa saya tahu anda mendapatkan referensi ini darimana? Karena saya butuh mencari buku dengan materi ini lebih mendalam, terimakasih

    ReplyDelete